Mobil China Pergi dan Kembali






Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia




Bekasi - Pasar otomotif di Indonesia diramaikan beragam merek. Ada dari Jepang, Eropa hingga Amerika. Tak ketinggalan mobil China turut meramaikan pasar otomotif Indonesia.

Mobil China bukanlah pendatang baru. Dulu, beberapa merek mobil China yang sempat meramaikan jalanan Indonesia. Kini, mobil China hadir kembali melalui Wuling dan DFSK. Sebelumnya ada Chery dan Geely.Chery pertama kali datang ke Tanah Air pada tahun 2006. Chery menantang Toyota, Mitsubishi, Suzuki, Daihatsu, Honda dan sederet merek Jepang lain yang penjualannya tembus puluhan ribu unit. Tahun pertamanya, Chery masih harus belajar banyak dengan produsen mobil Jepang yang terlebih dulu hadir di sini. 

Namun, nama Chery tak ada lagi dalam data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sejak 2016. Selain Chery ada Geely yang juga pada 2016 tak tercatat lagi angka penjualannya.Terlihat dalam data penjualan wholesales (dari pabrik ke diler) di situs resmi Gaikindo, dalam kurun waktu satu tahun, Chery hanya menjual 279 unit mobilnya di Indonesia. Tahun kedua, penjualan Chery meningkat, setidaknya Chery bisa melepas 759 unit. 

Hasil baik masih ditorehkan Chery memasuki tahun ketiga. Chery mebukukan penjualan mencapai 853 unit. Tahun 2009, penjualan Chery mulai merosot setengah, tercatat cuma 407 unit mobil terjual.

Penjualan Chery terus anjlok tiga tahun berturut-turut (2013-2015) tak ada mobil yang terjual. Hingga pada tahun 2016, nama Chery tak lagi ada dalam penjualan Gaikindo. 

Sementara nasib Geely tak jauh berbeda dengan Chery. Geely masuk tahun 2011 dan harus mengakhirinya pada 2017. Penjualannya pun tak terlalu fantastis. Namun secara jumlah, Geely masih lebih baik dari Chery. 

Tahun pertama, Geely bisa menjajakan 1.022 unit mobilnya. Kemudian tahun 2012 penjualan meningkat menjadi 1232 unit. Masuk tahun ketiga, produsen mobil China ini makin merosot. Tahun 2016, Geely tak lagi sanggup menjual mobilnya di Tanah Air. Sempat ditinggal Chery dan Geely, mobil China kini kembali hadir. Tahun 2017, Wuling dan DFSK memutuskan membangun pabrik di Tanah Air. Citra buruk pun menghinggap di kedua merek mobil China itu. 

Tak jarang masyarakat Indonesia masih trauma dengan Geely dan Chery, sehingga Wuling dan DFSK turut dipandang sebelah mata. Wuling dan DFSK berkomitmen untuk menghapur citra buruk mobil China. Mereka membuktikan dengan menanamkan investasi besar-besaran di Indonesia. Kedua merek China itu pun memproduksi mobilnya di Indonesia. Mereka janji tidak akan datang dan pergi begitu saja dari Indonesia.

Secara penjualan, Wuling tercatat lebih baik. Wuling bahkan mampu menggeser posisi Nissan dan Datsun yang tidak terlalu aktif. Wuling sepanjang tahun 2018 bisa menjual 17.022 unit. 

Sedangkan DFSK hanya 1.222 unit. Keduanya memang memiliki strategi yang berbeda. Wuling ingin mengambil ceruk di pasar mobil MPV, sementara DFSK memilih SUV. Mobil-mobil China masih dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan. Tak hanya di Indonesia, di luar negeri pun demikian. 

Dunia otomotif masih terfokus pada produsen dari Jepang, Jerman, hingga Amerika. Padahal produsen mobil China tak kalah banyak. Mobil-mobil yang diproduksi pun hampir menyentuh angka 30 juta unit dalam kurun waktu satu tahun. 

Meski begitu mobil China masih jarang beredar di luar negaranya sendiri. Membludaknya penjualan tentu akibat dari penduduk China yang jumlahnya miliaran.

Melansir Forbes, Selasa (5/2/2019), 15 tahun lalu mobil-mobil bermerek China hanyalah duplikat dari mobil Jepang, Korea, dan Jerman. Seperti diketahui juga China memang ahlinya membuat sesuatu termasuk mobil yang mirip dengan aslinya namun bisa dijual dengan harga lebih murah. 

Produsen mobil China yang tak bekerja sama dengan produsen luar membuat join venture, hanya menduplikat mobil-mobil yang jualannya laris di Negeri Tirai Bambu itu. 

Duplikatnya tak asal-asalan. Mulai dari bentuk hingga dalamannya pun tampak serupa. Untuk pertama kali mereka menyalin model mobil terlaris di sana seperti Toyota, kemudian mengmabli beberapa komponen yang mirip hingga akhirnya bisa memproduksi mobil secara massal. 

Walaupun sebagian produsen mobil masih ada yang menerapkan cara tersebut, sebagian besar pabrikan China sudah lebih maju lagi. Mereka kini dibekali teknologi mutakhir yang memungkinkan untuk mendesain sekaligus memproduksi mobil-mobil keren. 

Mesinnya pun tak kalah canggih dengan mobil-mobil Jepang ataupun Jerman sekalipun. Bagian interior pun tak luput dari para produsen China. Bagian interior diperhatikan dengan detil, dengan begitu mobil bisa bersaing dengan merek-merek lain. 

Dalam data yang dirilis OICA (International Organization of Motor Vehicle Manufacturers) China tahun 2002 hanya memproduksi tiga juta unit mobil dan menempati urutan kelima. China masih kalah dengan Amerika, Jepang, Jerman, dan Prancis. 

Kemudian tahun 2003, Prancis mulai disalip dengan produksi China yang mencapai 4 juta unit mobil dalam setahun. Tiga tahun setelahnya tepatnya pada 2006, China makin perkasa. Jerman digeser dari tempat ketiga. China memproduksi 7,1 juta unit mobil sedangkan Jerman hanya 5,8 juta unit. 

Dan perlahan-lahan dari tahun ke tahun produksi mobil di China makin menggeliat. Hingga akhirnya bisa menyalip Jepang dan Amerika. Di pasar mobil bekas Indonesia, mobil China masih sulit ditemukan. Bahkan masih ada di antara pelaku bisnis mobil bekas yang masih awam dengan merek tersebut saat detikOto jalan-jalan menelusuri sejumlah diler mobil bekas.




Foto: Pool (Carscoops)


"Wuling? Mobil China? Saya belum pernah dengar mobil itu. Di sini kita jual mobil Jepang atau Eropa. Paling banter di luar itu mobil Korea seperti Kia atau Hyundai," ujar salah seorang petugas sales di bursa mobil bekas WTC Mangga Dua, Jakarta Utara.

Di antara para penjual tersebut ada juga yang sudah mengenal namun belum memiliki rencana untuk ikut memasarkan produk tersebut. Soalnya, mobil China itu masih belum cukup umum di pasar Indonesia sehingga mempengaruhi strategi bisnis mereka.

"Kalau saya lihat wajar saja di sana masih belum jual Wuling bekas, mereka main aman pastinya persaingan di sana (WTC Mangga Dua dan MGK Kemayoran) cukup ketat. Tapi kalau saya lihat beberapa tahun lagi Wuling bakal banyak di pasar bekas," ujat Marketing Manager ujar Marketing Manager Berkah Jaya Mobilindo (BJM), Sonny saat dikunjungi detikOto pada Senin (4/1/2019) di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Tidak hanya dari sisi penjual, para konsumen masih banyak yang meragukan produk buatan China dengan stigma 'negatif'. 

"Konsumen Indonesia kan masih banyak yang lihat produk dari China sebelah mata. Namun sebenarnya itu bisa diubah jika Wuling contohnya gencar membentuk image baru. Seperti HP saja yang sekarang malah laku kan," pungkas Sonny.

Komentar

Posting Komentar

Jika ada pertanyaan tanya aja, :))

Postingan Populer