HOT ROD DARI MASA KE MASA

Bekasi -  Lahirnya istilah ‘Hot Rod’ berawal dari gerakan anak-anak muda di California sebelum Perang Dunia ke-2 (1930-an – 1940-an) yang gemar menggunakan mobil empat silindernya untuk balapan. Meskipun, saat itu istilah ‘Hot Rod’ sendiri belum muncul dan gerakan tersebut masih dikenal dengan sebutan ‘gow-jobs’ atau ‘soup-ups’.

Mobil-mobil bermesin empat silinder seperti Ford Model T yang kemudian diikuti kehadiran Model A cukup populer pada masa-masa kemunculan Hot Rod. Karena mobil itu tergolong murah dan mudah dioprek. Terlebih, aliran modifikasi Hot Rod bukan cuma mengedepankan polesan kosmetik tapi juga peningkatan daya mesin.

Aturan pembatasan performa dapur pacu sempat menjadi benturan bagi mereka yang menggeluti aliran modifikasi Hot Rod. Maka, untuk mengakalinya para anak muda ini memilih untuk memereteli komponen-komponen mobil yang dirasa tidak begitu esensial. Contohnya, windshield. Dengan harapan bisa membuat mobil lebih ringan dan berlari semakin kencang.

Ada pula yang berusaha lebih jauh dengan membuang bagian tertentu pada bodi kendaraan. Yang kemudian menjadi cikal bakal gaya ‘chop-shop’ dengan ciri-ciri mesin telanjang. Masih bagian dari upaya peningkatan kecepatan, digunakanlah ban berukuran besar di belakang atas dasar perhitungan final gear ratio. Sedangkan untuk ban depannya menggunakan ukuran jauh lebih kecil guna mengejar aerodinamika.

Kegemaran pegiat modifikasi Hot Rod makin terfasilitasi seiring keputusan Ford melahirkan produk dengan mesin flathead V8 pada 1932. Pada tahun yang sama Ford juga meluncurkan model dengan sasis “Deuce” yang mendukung arah ubahan Hot Rod, yakni Ford Model B. Otomatis mobil itu pun menjadi primadona di kalangan penggemar Hot Rod pada awal era 1940-an.

Berselang beberapa tahun, usainya Perang Dunia ke-2 membawa tiga poin penting untuk pergerakan Hot Rod. Pertama, orang-orang lebih bebas mengekspresikan dirinya dan Hot Rod menjadi salah satu medianya sehingga makin banyak pengikut gerakan ini. Kedua, inovasi-inovasi yang mulanya ditujukan untuk memenangkan perang dialihkan untuk memajukan sektor lain. Tak terkecuali otomotif sehingga produk mobil yang beredar semakin banyak. Ketiga, fasilitas militer yang terbengkalai, seperti lapangan terbang menjadi tempat ideal untuk memacu kendaraan.

Pada masa-masa kejayaannya ini pula lahirlah ikon-ikon baru gerakan Hot Rod. Pergelaran akbar seperti Hot Rod Exhibition kali pertama digelar pada 1948 dengan mengambil tempat di National Guard Armory, Los Angeles. Referensi mengenai Hot Rod pun bermunculan yang diwakili oleh lahirnya ‘Hot Rod Magazine’. Guna membawa aktivitas balapan agar menjadi lebih terarah, terbentuk pula (NHRA) National Hot Rod Association pada 1951.

Tetapi perjalanan gerakan ini pun bukan tanpa pasang surut. Gerakan Hot Rod nyaris mati pada era 1960-an yang disebabkan oleh kehadiran mobil-mobil kencang bawaan pabrik semacam muscle car atau saudara kecilnya, yakni pony car. Selain itu, faktor kenaikan harga bahan bakar serta merosot kondisi ekonomi juga memperlambat gerakan ini. Sampai akhirnya ‘Hot Rod’ benar-benar tenggelam pada awal 1980-an.

Barulah pada satu dekade kemudian Hot Rod mulai menunjukkan geliatnya lagi. Hanya saja, harus diakui, gemanya tidak sehebat dahulu. Kendati demikian, Hot Rod yang memang sudah menjadi bisnis atau industri sejak 1950-an tetap bisa menjadi pemasukan bagi yang menggelutinya di era modern. Bisa dilihat dari maraknya produsen-produsen komponen Hot Rod dan builder yang punya spesialisasi di ranah ini.

Bahkan arah ubahan bertemakan Hot Rod di era modern juga menjamah kendaraan-kendaraan model lain. Seperti truk ataupun sepeda motor. Kritik yang kemudian muncul : inti dari Hot Rod bukan lagi ubahan guna mereduksi bobot kendaraan. Melainkan, Hot Rod modern lebih didefiniskan oleh penampilan.